Selasa, 01 April 2014

Survei Bersemi Menjelang Pileg dan Pilpres


Bermacam survei bersemai jelang Pileg 9 April dan Pilpres 9 Juli. Dengan berbagai sudut pandang mereka melakukan survei tentang calon anggota legislatif dan calon Presiden yang akan dipilih rakyat.
Ada yang bisa dipercaya publik ada yang meragukan. Ada pula yang memberi perspektif lain tentang keberagaman pilihan survei. Misalnya hasil survei terhadap korban Kebebasan Beragama atau Berkeyakinan dalam memandang capres 2014-2019 yang dilakukan Setara Institut. 
Hasilnya, Joko Widodo (67%), disusul Megawari Soekarnoputri (7%); Prabowo Subianto (6%); Mahfud MD (4%); Dahlan Iskan (3%); Jusuf Kalla/JK (3%); Surya Paloh (3%); Pramono Edhie Wibowo (2%): Aburizal Bakrie (2%); Anis Baswedan (2%); Hatta Rajasa (1%) dan Suryadharma Ali (0%). Suryadharma yang menjabat Menteri Agama sekarang ini dianggap gagal merawat perbedaan agama. Ia dianggap cenderung berpihak pada agama tertentu, tak cocok dengan jabatannya.
Sebelumnya, Pol-Tracking Institute melakukan Survei Pakar bertajuk “Mengukur Kualitas Personal Para Kandidat Capres-Cawapres. Survei dengan responden 330 Guru Besar (Profesor) pada 33 Provinsi pada 3 Februari hingga 10 Maret 2014. JK berada pada urutan teratas, disusul Jokowi.
Forum Umat Islam (FUI) mengaku sudah punya survei soal siapa yang layak dipilih jadi capres. Meski tak menyebutkan metodologinya, hasilnya bisa ditebak. Jokowi yang begitu populer pada survei umumnya, justru tak ada yang memilih di survei FUI.
Mengutip pernyataan Sekretaris Jenderal FUI KH Muhammad Al Khaththath, hasilnya adalah  60 persen menginginkan Habib Rizieq (Ketua FPI) menjadi Presiden, disusul Yusril Ihza Mahendra 13,8 persen, Ustad Yusuf Mansyur 13,2 persen, dan Jokowi 0 (nol) persen.
Nah, hari ini Rabu (2/4) ada sekitar tiga undangan terkait survei Capres/Cawapres/Caleg. Pertama dari LSI milik Deny JA yang hendak mengabarkan survei kampanye negatif dan prediksi hasil Pileg 2014. Lalu hasil pemantauan PoliticWave soal perang digital Pemilu 2014, dan hasil Survei dari Yayasan Jantung Sehat terkait caleg yang tidak pro kesehatan.
Sehari kemudian, Kamis (3/4) PopuliCenter akan menyampaikan survei persepsi kaum profesional di Jakarta mengenai capres dan cawapres 2014-2019.
Keberagaman survei memang sah-sah saja. Ada atau tidak ada kepentingan di belakang hasil survei tersebut juga tak masalah. Toh, rakyat sekarang ini tidak bodoh. Mereka sudah punya pilihan sendiri, bahkan termasuk pilihan tidak memilih. 
Namun dia tak menjelaskan bagaimana survei dilakukan atau metode penelitian tersebut.


1 komentar: